Cara Berhemat Yang Salah Dan Ternyata Sering Kita Lakukan

Cara berhemat
Ilustrasi finansialku.com

Bukan rahasia lagi jika banyak diantara kita yang mengalami habis bulan, habis gaji. Ada banyak sekali kebutuhan dan keinginan kita, namun tidak diimbangi dengan pemasukan yang sesuai.  Begitu banyak biaya yang harus kita bayar setiap bulannya mulai dari tagihan listrik, telepon, air, transport, makanan, dan benda-benda kebutuhan lainnya. Belum lagi yang punya anak, harus mengeluarkan biaya susu dan pendidikan.

Dikarenakan begitu banyaknya biaya, maka tidak heran jika kita  berusaha untuk melakukan langkah-langkah penghematan. Namun, betulkah langkah-langkah yang kita lakukan itu memang membuahkan hasil yang diinginkan, atau malah membuat kita lebih boros tanpa kita sadari.


Berikut Merupakan Cara Berhemat Yang Kurang Tepat Yang Mungkin Kita Lakukan


1. Membeli barang dalam jumlah besar karena harganya lebih murah.

Kita sering melihat barang yang dipaket dalam jumlah besar, misalnya 10 buah atau satu lusin atau satu kardus. Barang barang yang dijual dalam jumlah besar ini seperti tisu toilet, susu, sabun, cereal, dan masih banyak lagi. Karena membeli dalam jumlah besar lebih murah, kita terkadang membeli banyak supaya lebih hemat.

Jika barang yang dibeli seperti tisu toilet tidak menjadi masalah, karena itu merupakan barang pakai yang memang cepat habis dan tidak memiliki masa kadaluarsa. Tapi, kalau menyangkut makanan, seperti susu, akan sangat merugikan apabila sudah kadaluarsa dan belum habis dikonsumsi. Niat kita ingin berhemat, tetapi kalau pada akhirnya tidak bisa digunakan, maka akan menjadi lebih boros. 


2. Membeli barang karena diskon.

Diskon merupakan salah satu strategi penjualan untuk memikat pelanggan dan menaikkan penjualan. Kebanyakan diskon diberikan dalam waktu terbatas. Hal ini bertujuan untuk mendorong pembeli melakukan pembelian tanpa berpikir panjang. Padahal barang yang dibeli tersebut belum tentu dibutuhkan.

Sebenarnya, pengeluaran terhadap hal- hal yang tidak diperlukan, meskipun biaya yang dikeluarkan lebih kecil karena adanya diskon, tetap saja termasuk pemborosan.


3. Membeli barang dengan harga termurah.

Tentu semua orang menyukai barang dengan harga murah dan terjangkau. Namun prinsip ini tidak tepat jika digunakan setiap kali belanja.

Hal ini terutama berlaku untuk barang elektronik. Apabila kita membeli barang dengan harga murah, tetapi hanya tahan 1-2 tahun dan harus membeli lagi setelah rusak. Lebih baik kita membeli dengan harga yang lebih mahal, tetapi dengan kualitas yang lebih bagus, sehingga bisa tahan lama.

Contoh lain dalam hal makanan. Bukan berhemat kalau kita harus mengeluarkan biaya berobat yang lebih besar hanya karena membeli makanan murah yang tidak bergizi. Bila kita tidak menjaga kesehatan dengan baik, maka resiko terserang penyakit jantung, kolesterol, dan diabetes pun semakin tinggi.

Satu lagi yang sering kita lakukan, belanja online. Kita sering tergiur dengan barang online yang dijual dengan harga miring. Padahal setelah barang tiba tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Sebaiknya, milikilah pertimbangan dalam membeli barang. Carilah produk dengan penawaran harga dan kualitas yang sesuai.


4. Sering belanja untuk dapat bonus.

Kadangkala kita terjebak dengan adanya reward berupa poin yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik. Demi mengumpulkan poin untuk memperoleh hadiah yang mungkin tidak seberapa, kita jadi sering berbelanja.


5. Segan mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Terkadang kita meremehkan perawatan seperti servis kendaraan, atau memperbaiki atap bocor yang masih kecil. Akibat menunda-nunda pengeluaran kecil ini, bisa membuat kita semakin boros. Misalnya kendaraan bisa tiba-tiba mogok di tengah jalan atau barang elektronik lainnya ikut rusak akibat terkena bocor. Hal ini juga berlaku untuk berobat ke dokter. Jangan menunda berobat hanya untuk menghemat. Dengan berobat kita bisa tahu jenis penyakit dan dapat langsung ditangani.

Tidak ada salahnya mengeluarkan sedikit uang untuk menghindari pengeluaran yang lebih besar di masa depan.


6. Membeli barang bekas.

Terkadang orang membeli barang bekas karena harganya yang lebih murah. Namun, hal ini sangat beresiko saat membeli barang elektronik, karena kita tidak tahu kondisi aslinya. Pada saat membeli, kita hanya bisa melihat kondisi fisik. Kita tidak tahu, mungkin saja barang tersebut sudah pernah terjatuh dan sebagainya.


7. Menyimpan semua uang dalam bentuk tabungan

Menabung itu hal yang baik, namun terlalu banyak menabung ternyata juga tidak bagus. Hal ini karena uang yang ditabung itu bunganya rendah.

Tabungan memang diperlukan, tapi dalam jumlah secukupnya untuk biaya bulanan dan keperluan mendadak saja. Dibanding menabung, pertimbangkan untuk berinvestasi. Kita juga bisa melakukan investasi diri seperti mengikuti kursus atau workshop. Dengan keterampilan tambahan, bisa membantu kita memperoleh penghasilan tambahan atau membuka peluang usaha lain.


Ternyata berhemat tidak sesederhana itu. Kita harus cermat dalam bertindak dan memiliki pandangan jauh ke depan. Pepatah "hemat pangkal kaya" memang tidak salah jika dilakukan dengan tepat. Banyak orang yang salah kaprah, sehingga hal-hal yang dihemat justru memakan biaya lebih. Tidak semua penghematan yang kita lakukan membuat kita menyimpan uang lebih banyak. Karena itu, kita harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang tepat itu.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel