Sepeda Listrik : Cara Kerja Dan Komponen-Komponennya


Sepeda Listrik (eBikes) sangat sesuai bagi siapa saja yang ingin bersepeda tanpa berkeringat. Sepeda listrik juga merupakan salah satu alternatif kendaraan untuk menghemat biaya bahan bakar. Poin yang paling penting adalah eBikes merupakan solusi transportasi dinamis yang memberikan kemudahan bagi orang tua dan lemah. Baca terus artikel ini untuk memahami lebih dalam mengenai cara kerja dan komponen pada sepeda listrik, beserta tips untuk membelinya.


Apa Itu Sepeda Listrik (eBikes)?


Ilustrasi pixabay.com/slikviditet

Ketika kalian mendengar istilah sepeda listrik, gambar pertama yang mungkin ada dalam bayangan kalian adalah skuter atau sepeda motor listrik. Tetapi, ini sebenarnya terlihat sangat berbeda. Bayangkan saja sebuah sepeda biasa, lalu tambahkan beberapa komponen elektronik yang terintegrasi ke dalamnya, seperti motor, baterai, dan controller. Ini adalah dasar dari semua sepeda listrik yang ada di pasaran.


Cara Kerja Dan Komponen Pada Sepeda Listrik?

Pada dasarnya, sepeda listrik memiliki komponen yang sama dengan sepeda biasa, dengan tambahan komponen listrik. Komponen-komponen ini dimaksudkan untuk menambah tenaga manusia, dan bukan menggantikannya sepenuhnya. Ini akan membuat rintangan seperti bukit dan angin menjadi lebih mudah ditangani, dan memungkinkan pengguna untuk melakukan perjalanan lebih jauh tanpa merasa lelah.

Ada 3 komponen yang saling bekerjasama dalam pengoperasian sepeda listrik, yaitu motor listrik, baterai, dan drivetrain. Untuk lebih detailnya, berikut cara kerja dari tiap komponennya:

1. Motor Listrik

Motor listrik merupakan fitur utama yang paling penting dalam sepeda listrik. Ada beberapa jenis motor listrik yang umumnya ditemui pada sepeda listrik, diantaranya:

  • Front hub: terletak di roda depan, dan memberikan tenaga pendorong bagi roda untuk berputar. Ini memberikan sensasi seperti sepeda ditarik ke depan.
  • Rear hub: terletak di roda belakang, dan memberikan tenaga pendorong untuk memutar roda belakang. Ini mengakibatkan pengendara terdorong ke depan, yang mana terasa lebih familiar bagi pengendara sepeda biasa dibandingkan dengan front hub.
  • Mid drive: menberikan tenaga pada bagian drivetrain, dan bukannya hub. Posisinya yang berada di tengah, memberikan sensasi berkendara yang lebih natural dibandingkan dengan hub motor.


2. Baterai

Baterai sepeda listrik saat ini mampu menempuh jarak antara 20-60 mil setiap pengisian dayanya. Ini juga bervariasi, tergantung pada gaya pengendara, apakah pedal only (seperti sepeda biasa), pedal assist (motor hanya diaktivasi ketika pedal bergerak), atau electric only (tanpa bantuan tenaga pengendara, dan karenanya menggunakan daya terbesar).


3. Drivetrain

Drivetrain menyediakan tenaga putaran yang diperlukan untuk secara manual memutar roda sepeda. Mid-drive motors memberikan tenaga langsung kepada drivetrain dan membuat rantai beroperasi dengan mudah. Beberapa drivetrain juga memungkinkan pengendara untuk berpindah gigi.


Tips Untuk Memilih Sepeda Listrik Yang Tepat

Saat membeli sepeda listrik, sangat penting untuk memperhatikan kenyamanan dan kualitasnya. Namun demikian, ada beberapa hal lagi yang perlu kalian pertimbangkan.

1. Motor

Motor sepeda listrik datang dalam berbagai peringkat daya, mulai dari 200 W hingga 1.000 W atau lebih. Pikirkan batasan ini seperti tenaga kuda. Peringkat yang lebih tinggi berarti sepeda akan dapat menarik beban yang lebih banyak dengan lebih mudah, tentunya dengan mengorbankan kapasitas baterai yang lebih banyak pula. Akibatnya, motor berkapasitas 750 W akan menghabiskan baterai lebih cepat dibanding motor berkaoasitas 250 W, tetapi akan lebih bertenaga.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah desain dan lokasi dari motor. Ini memainkan peran penting terhadap cara kerja sepeda listrik. Jenis motor yang paling umum untuk sepeda listrik adalah motor hub. Ini umumnya terintegrasi ke roda belakang atau depan. Saat diaktifkan, itu akan menarik atau mendorong roda.

Meskipun sistem ini bekerja dengan baik, ada satu kelemahan utamanya. Karena tidak terhubung ke gigi sepeda, ini akan kehilangan efisiensi di tanjakan dan medan yang bervariasi. Ibaratnya seperti mengendarai kendaraan hanya dengan satu gigi setiap saat.


2. Baterai

Baterai memainkan peran besar dalam kinerja sepeda listrik. Pilihan baterai sangat penting, karena mempengaruhi berat, gaya, dan jangkauan sepeda. Mayoritas baterai yang ada di pasaran termasuk dalam dua kategori berikut:

Sealed Lead Acid (SLA)

Baterai ini dulunya adalah jenis baterai standar untuk sebagian besar skuter listrik dan sepeda listrik. Saat ini, sebagian besar skuter listrik masih menggunakan baterai jenis SLA, sementara sepeda listrik telah memilih teknologi baterai yang lebih baru, untuk menjaga agar sepeda tetap seringan mungkin.

Keuntungan dari baterai SLA adalah harganya yang murah. Sementara kekurangannya terletak pada bentuknya yang besar dan berat. Selain itu, masa pakainya lebih pendek, sekitar 100-300 pengisian siklus penuh. Baterai ini juga membutuhkan lebih banyak perawatan, dan perlu diisi segera setelah digunakan.

Lithium (Ion / Polimer / Mangan)

Lithium adalah teknologi terbaru dalam baterai. Baterai Lithium memiliki masa pakai kira-kira 2 hingga 3 kali lipat dari baterai SLA. Baterai Lithium jauh lebih ringan dan juga kebanyakan bebas perawatan, namun tentunya harganya lebih mahal.

Keuntungan baterai Lithium diantaranya:

  • Ringan dengan kapasitas tinggi. Baterai Lithium-Polymer 36V10Ah hanya memiliki berat 6 pon.
  • Menawarkan jarak berkendara yang lebih jauh. Baterai dapat menempuh jarak hingga 40 mil dalam mode bantuan pedal (atau 20 mil hanya dengan throttle).
  • Masa pakai yang lebih lama, sekitar 800 pengisian daya, atau 3 tahun dengan penggunaan hampir setiap hari.


3. Controller

Controller memungkinkan pengguna mengoperasikan bantuan listrik pada sepeda listrik, dan merupakan bagian penting dalam cara kerja sepeda listrik. Controller terletak di setang. Ini dimaksudkan untuk kemudahan penggunaan.

Ada dua jenis utama dari controller, yaitu pedal-activated dan throttle-based. Sistem pedal-activated menawarkan bantuan elektrik saat pedal ditekan. Tidak perlu menggunakan throttle, cukup mengayuh sederhana saja. Sedangkan sepeda listrik dengan sistem throttle-based memiliki controller yang terpasang di setang, yang memungkinkan pengemudi menyesuaikan tingkat bantuan saat mengayuh.


Pada umumnya, sepeda listrik sangat mudah untuk digunakan dan dirawat. Secara keseluruhan, mereka membutuhkan sedikit perawatan dibandingkan dengan sepeda standar.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel