Apa Bedanya DNA Dan RNA?


DNA (Asam Deoksiribonukleat) dan RNA (Asam Ribonukleat) sangat penting karena bertanggung jawab untuk menyimpan dan membaca informasi genetik. Meski demikian, ada beberapa perbedaan utama yang memisahkan keduanya. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai perbedaan-perbedaan utama antara DNA dan RNA.


Perbedaan DNA Dan RNA


1. Fungsi

Dalam jangka pendek, DNA mengkodekan semua informasi genetik. Sementara dalam jangka panjang, DNA adalah perangkat penyimpanan dan merupakan cetak biru (blue print) untuk semua informasi genetik dari suatu organisme biologis yang dapat diturunkan antar generasi.

RNA berfungsi untuk membaca dan menerjemahkan informasi genetik yang terkandung dalam DNA. Proses ini memiliki banyak langkah, dan ada RNA khusus untuk masing-masing langkah ini. Berikut ini adalah tiga jenis RNA yang paling penting.

Messenger RNA (mRNA)

mRNA bertugas untuk melakukan proses transkripsi yaitu menyalin bagian-bagian dari kode genetik, dan mengangkut salinan-salinan ini ke ribosom. Ribosom sendiri merupakan pabrik seluler yang memfasilitasi proses produksi protein.

Transfer RNA (tRNA)

Tugas dari tRNA adalah untuk membawa asam amino, yang merupakan unit pembentuk protein dasar, ke pabrik-pabrik protein sebagai respons terhadap mRNA. Proses ini disebut terjemahan.

Ribosomal RNA (rRNA)

rRNA adalah komponen utama dari pabrik ribosom. Karenanya, tanpa rRNA, produksi protein tidak akan bisa terjadi.


2. Struktur

beda dna dan rna
Ilustrasi geneticeducation.co.in

DNA memiliki struktur double helix atau dua untai, yang disusun dalam heliks ganda. Ini terdiri dari subunit yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida mengandung fosfat, molekul gula 5-karbon, dan basa nitrogen.

RNA hanya memiliki satu untai, dan lebih pendek dari untai DNA. Persamaannya dengan DNA adalah sama-sama terdiri dari nukleotida. RNA dapat membentuk struktur helix ganda, seperti selama proses penerjemahan.


3. Gula

Baik DNA maupun RNA dibangun dengan gula, namun gula dalam DNA adalah deoksiribosa, sementara gula dalam RNA adalah ribosa. Awalan 'deoksi' disini menunjukkan bahwa, terdapat pengurangan satu gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada tulang punggung karbonnya. Sebagai gantinya, DNA memiliki satu atom hidrogen yang menyatu.

Pada RNA terdapat dua gugus hidroksil. Kelompok hidroksil ekstra pada RNA ini bermanfaat dalam proses mengubah kode genetik yang dapat dibuat menjadi protein.


4. Basa (Bases)

Basa nitrogen dalam DNA adalah unit dasar pembentuk kode genetik. Basa berpasangan bersama dalam struktur heliks ganda, dan keteraturan dari pasangan basa yang benar sangat penting untuk fungsi biologis.

Ada empat basis pembentuk DNA, yaitu Adenine (A), Thymine (T), Guanine (G) dan Cytosine (C). Pasangan dari Adenine adalah Thymine (A-T). Pasangan dari Cytosine adalah Guanine (C-G).

Pada RNA tidak ada basa Thymine, tetapi digantikan dengan basa Uracil (U), yang berpasangan dengan Adenine (A). Dengan demikian, pasangan Adenine adalah Uracil (A-U), dan pasangan Cytosine adalah Guanine (C-G).


5. Lokasi

Semua sel-sel hewan dan tumbuhan, menampung sebagian besar DNA mereka di dalam nukleus. DNA ini berada dalam bentuk kromosom. Selain itu, sejumlah kecil DNA juga ditemukan di mitokondria. Mitokondria merupakan organel kecil penghasil energi, yang mengambang bebas di sitoplasma (area di luar nukleus).

Sementara itu, tiga jenis RNA ditemukan di lokasi yang berbeda. mRNA dibuat dalam nukleus, yang kemudian bergerak meninggalkan nukleus ke area khusus sitoplasma.

tRNA adalah molekul yang bergerak di sekitar sitoplasma. Jika ia menerima sinyal dari ribosom, ia akan membawa subunit asam amino dalam sitoplasma ke ribosom untuk dijadikan protein.

rRNA sendiri merupakan bagian dari ribosom. Ribosom terbentuk di daerah nukleus yang disebut nukleolus. Namun, pada sitoplasma, terdapat juga beberapa ribosom yang mengapung bebas.


6. Reaktivitas

DNA adalah molekul yang lebih stabil daripada RNA. Ini karena gula Deoksiribosa mengandung lebih sedikit Oksigen dalam satu kelompok Hidroksil-nya. Ini sangat sesuai dengan tugasnya untuk menjaga informasi genetik tetap aman.

RNA dengan gula Ribosa-nya, lebih reaktif daripada DNA, dan tidak stabil dalam kondisi basa. Selain itu, alur heliks pada RNA lebih besar, yang berarti lebih mudah untuk diserang oleh enzim.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel