Tentang Sel Limfosit T (T Cell) : Definisi, Fungsi, Jenis, Dan Mekanisme Aktivasi


T Cell atau yang juga dikenal sebagai limfosit T adalah salah satu sel imun yang melakukan fungsi berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Huruf "T" pada namanya merupakan singkatan dari "thymus", organ tempat dimana sel-sel ini matang. Limfosit T berbeda dari sel imun lainnya karena adanya reseptor sel T pada permukaan selnya. Berikut ini penjelasan lebih lanjut untuk memahami lebih dalam mengenai sel limfosit T.


Pengertian Sel Limfosit T (T Cell)

Limfosit T adalah sel darah putih yang merupakan komponen penting dari sistem imun adaptif. Sel ini berdiferensiasi menjadi beberapa jenis yang menyediakan berbagai fungsi yang berhubungan dengan sistem imun, seperti pengenalan antigen, pengaturan respon imun, merangsang produksi antibodi oleh sel B, apoptosis sel, dan lainnya. Ciri utama Limfosit T adalah memiliki reseptor unik pada permukaannya yang bertindak melawan antigen spesifik.


Fungsi Dan Penggunaan Sel Limfosit T

Peran paling umum dari sel Limfosit T adalah pada penyakit menular, tetapi digunakan juga dalam aspek lain dari imunitas adaptif. Ini termasuk respons terhadap alergen dan tumor. Mereka mempertahankan homeostasis sistem imun, juga bertanggung jawab untuk penyakit inflamasi atau autoimun.

Peran sel Limfosit T mengalami sedikit modifikasi selama masa hidup manusia. Saat bayi, sel T naive berperan penting untuk mengembangkan sistem kekebalan terhadap patogen atau antigen umum. Selama masa ini, cadangan jangka panjang dari sel T memori dibentuk dan dapat dipertahankan sampai dewasa. Seiring bertambahnya usia, fungsi sel T menurun, yang menambah disregulasi sistem kekebalan tubuh dan patologi terkait.


Jenis Sel limfosit T (T Cell)

Jenis Limfosit T bergantung pada reseptor, fungsi, dan jenis antigen yang ditemui. Berikut ini adalah tipe atau jenis sel Limfosit T. 
 

1. Sel T Sitotoksik

Ini juga disebut sebagai sel T Sitolitik atau CD8+. Sel T sitotoksik terutama membunuh sel target dengan memproduksi sitokin. Sel target yang dimaksud disini adalah sel tumor, allograft dan sel yang terinfeksi virus.

Dengan berhubungan dengan sel dendritik dan sel T pembantu, sel T sitolitik menerima sinyal untuk membunuh sel target yang terinfeksi. Dengan demikian, sel T sitolitik memainkan peran penting dalam menghancurkan tidak hanya sel-sel yang terinfeksi virus, tetapi juga sel-sel yang terinfeksi bakteri intraseluler atau sel tumor.


2. Sel T Pembantu

Sel T Pembantu (TH) juga disebut sebagai CD4+. Sel T pembantu melakukan beragam fungsi dan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel TH, diantaranya:
  • TH 1 yang melepaskan sitokin, interferon gamma, dan interleukin-2 yang memainkan peran vital dalam aktivasi makrofag dan sel-T.
  • TH 2 yang melepaskan sitokin IL-4, 5 dan 6 yang bertugas untuk melakukan aktivasi sel B (produksi antibodi).
  • TH 17 yang melepaskan sitokin IL-17 yang memberikan kekebalan terhadap infeksi mukutan kulit kronis.
  • Sel Treg atau sel T regulator yang melepaskan sitokin TGF beta, yang berfungsi untuk mengatur toleransi perifer sel tetangga, respons imun, dan mencegah respons autoimun.


3. Sel T Memori

Sel T Memori mengandung CD4+ atau CD8+ sebagai penanda permukaannya. Sel ini menyediakan memori jangka panjang dan respon imun sekunder anamnestik terhadap benda asing yang sebelumnya menyerang sel target.


Reseptor Sel Limfosit T

Reseptor sel T (TCR) adalah heterodimer yang terdiri dari rantai glikoprotein yang tersusun pada permukaan sel. Bagian transmembran dari reseptor sel T terdiri dari muatan positif, dan juga mengandung ekor sitoplasma pendek. Strukturnya mirip dengan imunoglobulin, dan karenanya juga berfungsi sebagai unit pengenal antigen.


Aktivasi Dan Mekanisme Sel Limfosit T

Sel T berasal dari sumsum tulang, tetapi matang di kelenjar timus di leher. Di timus, sel-sel ini mengalami proses pematangan. Pada proses ini sebagian besar dieliminasi dan dihancurkan dalam timus. Ini disebut proses pemilihan hymus. Kemudian limfosit T meninggalkan timus melalui sirkulasi darah menuju ke organ limfoid perifer.

Limfosit T kemudian diaktivasi setelah mereka menemukan antigen spesifik mereka. Biasanya, beberapa jenis sel T terlibat dalam hal ini, terutama sel T helper CD4 dan sel T sitotoksik CD8. Bersama-sama mereka membentuk kompleks MHC. Meski demikian, aktivasi sel T tidak selalu mengikat MHC. Setelah aktivasi, komunikasi terjadi dalam bentuk sitokin.


Referensi:
https://biologyreader.com/t-cell.html
https://www.news-medical.net/health/What-are-T-Cells.aspx



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel