Semua Hal Yang Perlu Kalian Ketahui Tentang Badminton Sudirman Cup


Bagi para pecinta badminton, pasti sudah tidak asing lagi dengan Turnamen Piala Sudirman atau Sudirman Cup. Di tengah banyaknya turnamen sepanjang tahun, turnamen tim campuran ini mendapatkan tempat khusus di hati para pemain dan penggemar. Tidak seperti turnamen bulutangkis lainnya, Sudirman Cup tidak memperebutkan hadiah uang. Para pemain murni bertanding hanya untuk membela nama negara dan memperoleh poin peringkat BWF.

Namun, tahukah kalian bahwa turnamen yang satu ini mendapatkan namanya dari Dick Sudirman, mantan pemain bulutangkis Indonesia, sekaligus pendiri Asosiasi Bulutangkis Indonesia (PBSI). Baca terus untuk memahami lebih jauh tentang Badminton Sudirman Cup.


Apa Itu Sudirman Cup?

Sudirman Cup adalah Kejuaraan Tim Campuran Dunia yang berlangsung setiap dua tahun. Ada 12 tim elit yang akan ikut berpartisipasi dalam turnamen ini, dimana akan dibagi menjadi empat grup, dengan setiap grup terdiri dari 3 tim.

Dalam gaya round-robin, dua tim teratas dari masing-masing grup akan lolos ke perempat final, yang merupakan sistem eliminasi gugur tunggal. Pada dasarnya, pertemuan antara lawan akan terdiri dari 1 pertandingan untuk masing-masing dari 5 disiplin, yaitu Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, dan Ganda Campuran.

Berbeda dengan babak round-robin di mana semua 5 pertandingan dimainkan terlepas dari berapa banyak yang dimenangkan, babak sistem gugur hanya mengharuskan untuk bersaing sampai salah satu negara memenangkan 3 dari 5 pertandingan total. Karenanya, mungkin ada pemain tertentu dalam tim yang tidak mendapat kesempatan untuk bermain.


Sejarah Sudirman Cup

Sudirman Cup pertama kali dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno di Indonesia, tepatnya pada tanggal 24-29 Mei 1989. Kala itu ada 28 negara yang ikut berpartisipasi. Seiring berjalannya waktu, turnamen ini semakin mendapatkan popularitas di hati para pecinta bulutangkis.

Sejak pertama kali diadakan, hanya ada tiga negara yang memenangkan Piala Sudirman, yaitu Indonesia, Korea, dan Cina. Indonesia memenangkan turnamen edisi perdana sebagai tuan rumah. Ini juga merupakan satu-satunya saat dimana mereka mengambil gelar juara setelah mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2.

Korea muncul sebagai juara dalam dua edisi berikutnya. Diiikuti oleh Cina, yang memenangkan semua turnamen dari tahun 1995 hingga 2015, kecuali di tahun 2005 Cina dikalahkan oleh Korea. Kemudian di tahun 2017 Cina kembali dikejutkan oleh tim Korea di final yang menegangkan di Gold Coast, Australia.


Siapa Pemenang Terbanyak Sudirman Cup?

Jika membahas soal pemenang terbanyak dari Sudirman Cup, sudah jelas jawabannya adalah Cina atau Tiongkok. Sudirman Cup belum pernah dimenangkan oleh negara non-Asia. Cina sebagai negara Asia terkuat telah memenangkan kejuaraan ini sebanyak 11 kali (1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015, 2019). Posisi kedua ditempati oleh Korea dengan total kemenangan sebanyak 4 kali (1991, 1993, 2003, 2017). Kemudian Indonesia yang mengantongi satu kemenangan pada Sudirman Cup perdana di tahun 1989. Meski demikian, Denmark merupakan satu-satunya negara Eropa yang hampir memenangkan kejuaraan ini di tahun 1999 dan 2011, namun berakhir di posisi runner up.


Hadiah Sudirman Cup


Ilustrasi djarumbadminton.com

Hadiah Sudirman Cup berupa Piala Sudirman yang mempunyai tinggi 80 cm. Piala ini dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB, dan dikerjakan oleh PT. Masterix Bandung dengan harga USD 15.000 (sekitar Rp. 27 juta) kala itu.

Tutup piala berbentuk Candi Borobudur, salah satu monumen bersejarah di Indonesia. Sementara bagian alasnya terbuat dari kayu jati berbentuk segi delapan, yang melambangkan arah mata angin. Badan piala sendiri berbentuk shuttlecock yang berlapiskan emas 22 karat, dengan berat 600 gram. Lalu ada pegangan piala yang berbentuk benang sari. Terdapat juga ornamen ucapan selamat datang berbentuk daun sirih.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel