Sejarah Badminton Thomas Cup
Piala Thomas dibuat oleh seorang bangsawan Inggris, Sir George Alan Thomas, yang sangat mencintai bulutangkis, dan memutuskan untuk meninggalkan sesuatu untuk anak cucunya. Kejuaraan ini juga dinamai sesuai dengan namanya.
Beliau adalah seorang pemain terkemuka di dunia perbulutangkisan Inggris selama lebih dari dua dekade (antara tahun 1903 dan 1927). Beliau memiliki rekor jumlah kejuaraan All-England yang mengesankan, termasuk gelar tunggal selama empat tahun berturut-turut.
Sir George telah membayangkan kejuaraan piala dunia untuk Badminton yang mirip dengan sepak bola, mulai sejak tahun 1930. Idenya ini diterima dengan baik oleh Federasi Bulutangkis Internasional (IBF - International Badminton Federation).
Pada tahun 1939, Sir George mempersembahkan piala indah kepada IBF. Piala berukuran 28 inci ini berlapiskan emas yang bersinar, yang ditempa dengan perak. Terukir di bagian depan Piala adalah kata-kata: "The International Badminton Championship Cup presented to the International Badminton Federation by Sir George Thomas, Bart., 1939".
Dikarenakan Perang Dunia II, baru pada tahun 1948 pertandingan pertama untuk Piala Thomas dapat diadakan. Awalnya, Thomas Cup dipertandingkan setiap tiga tahun. Kemudian sejak tahun 1982, turnamen ini diadakan setiap dua tahun, dengan format 3 tunggal dan 2 ganda.
Ilustrasi corporate.bwfbadminton.com |
Pemenang Piala Thomas
Piala Thomas atau yang juga disebut Kejuaraan Tim Pria Dunia adalah kompetisi bulutangkis Internasional untuk nomor beregu pria di antara tim-tim yang mewakili negara-negara anggota Badminton World Federation (BWF).
Sejak diadakannya turnamen Piala Thomas (1949) hingga tahun 2018, hanya lima negara yang pernah memenangkan gelar tersebut. Indonesia menjadi tim paling sukses, setelah memenangkan turnamen ini sebanyak 13 kali (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002).
Tim Indonesia belum pernah absen dari turnamen Piala Thomas sejak pertama kali masuk dan menjuarai kompetisi ini pada tahun 1958. Tim putra Indonesia telah bermain di pertandingan final yang menentukan dalam 19 kesempatan, dimana 13 kali diantaranya menjadi juara, dan 6 kali menjadi runner up (1967, 1982, 1986, 1992, 2010, 2016).
Negara kedua pemenang piala Thomas terbanyak setelah Indonesia adalah Cina atau Tiongkok dengan 10 gelar juara (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018). Cina adalah tim bulutangkis yang sukses dalam sejarah, setelah banyak memenangkan Piala Thomas. Cina juga memenangkan lebih banyak medali bulutangkis di Olimpiade daripada negara lain.
Kemudian posisi selanjutnya disusul oleh Malaysia yang memperoleh 5 gelar juara (1949, 1952, 1955, 1967, 1992), dan menjadi runner-up sembilan kali. Diposisi keempat ada Jepang yang memenangkan Piala Thomas untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 di final tahun 2014.