Sejarah Singkat Olahraga Badminton


Badminton adalah olahraga menarik yang dimainkan oleh satu atau dua pemain di setiap sisi lapangan. Ketika badminton dimainkan oleh satu pemain di setiap sisi, maka itu disebut sebagai permainan tunggal (singles), sedangkan jika dimainkan oleh tim yang terdiri dari dua pemain, maka disebut sebagai permainan ganda (doubles).

Badminton memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Diantara seluruh penggemar badminton, banyak yang juga ikut bermain dan berpartisipasi dalam pertandingan, namun ada juga yang sekedar suka menyaksikan pertandingan badminton. Kebanyakan dari mereka mengetahui sedikit atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang sejarah badminton. Karena itu, di bawah ini akan dibahas secara singkat sejarah dari badminton.


Ilustrasi flickr.com

Asal Badminton atau Bulutangkis

Asal mula dari permainan badminton cukup rumit dan tidak jelas. Namun, asumsi umum adalah badminton berasal dari Yunani kuno dan negara-negara Timur.

Yang masih menjadi perdebatan hingga saat ini adalah apakah badminton merupakan pengembangan dari "ti jian zi" atau bukan. Ti jian zi sendiri merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh masyarakat Tionghoa pada abad ke-5 SM. Tujuan dari permainan ini mirip dengan badminton.

India memainkan peran penting dalam perkembangan badminton. Mereka mengenalkan permainan lain bernama Battle and Shuttlecock, yang mirip dengan ti jian zi. Permainan tersebut menggunakan shuttlecock yang dipukul oleh sebuah Battledore (dayung).

Permainan ini dimainkan pada tahun 1860-an di Poona, India. Deskripsi dan tujuan permainan ini sangat mirip dengan badminton yang kita kenal saat ini. Permainan ini juga dimainkan di Cina, Jepang, dan Yunani.

Pejabat pemerintah Inggris yang ditempatkan di India kala itu membawa permainan tersebut ke kampung halaman mereka pada tahun 1873. Di sinilah net ditambahkan, dan permainan ini selanjutnya menjadi bentuk seperti yang kita ketahui saat ini.


Perkembangan Badminton

Dengan semakin populernya badminton, didirikanlah Bath Badminton Club pada tahun 1877. Klub ini kemudian mengembangkan aturan pertama dari permainan badminton. Sementara Asosiasi Badminton pertama didirikan pada tahun 1893 di Inggris.

Asosiasi Badminton ini bekerja sebagai federasi dunia hingga tahun 1934, ketika International Badminton Federation didirikan oleh 9 negara. Kesembilan negara tersebut diantaranya: Inggris, Irlandia, Wales, Denmark, Skotlandia, Belanda, Selandia Baru, Kanada, dan Prancis. India kemudian bergabung sebagai afiliasi. Nama federasi tersebut lalu berubah menjadi Badminton World Federation.

Turnamen bulutangkis pertama dimainkan di Inggris pada tahun 1898. Kemudian ada Turnamen Asosiasi Bulutangkis yang dimainkan pada tahun 1899. Turnamen ini kemudian dikenal sebagai "The England Championship".

Selanjutnya ada Thomas Cup (kejuaraan putra), yang menjadi turnamen besar pertama pada tahun 1948. Jumlah pertandingan badminton sejak saat itu meningkat, dengan adanya Uber Cup, World Cup, World Grand Prix, World Junior Championship, dan Sudirman Cup.

Permainan bulutangkis kemudian diperkenalkan pertama kali dalam Commonwealth Games pada tahun 1966. Kala itu pertandingan diadakan di Kingston, Jamaika dan sejak saat itu telah menjadi bagian dari program Commonwealth Games.

Permainan badminton juga diperkenalkan sebagai permainan demonstrasi pada Olimpiade tahun 1972 di Munich. Kemudian badminton menjadi bagian resmi dari Olimpiade 1992 yang berlangsung di Barcelona, dimana permainan ganda dan tunggal diperkenalkan.

Permainan ganda campuran kemudian diperkenalkan di Olimpiade Atlanta pada tahun 1996, dan menjadi satu-satunya pertandingan campuran di semua pertandingan Olimpiade. Karena belum pernah meraih medali, Indonesia memperoleh pencapaian status Olimpiade, saat mereka memenangkan tunggal putra dan putri pada kompetisi pertamanya di Olimpiade Barcelona.

Meski penciptaan bulutangkis moderen dikaitkan dengan Inggris, namun negara-negara Asia telah mendominasi olahraga ini di semua pertandingan besar, termasuk Olimpiade. Negara-negara Asia telah mengantongi hampir semua medali di kompetisi Olimpiade, dimana Cina, Korea Selatan, dan Indonesia menjadi negara yang mendominasi.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel